Sunday, August 7, 2011

TUMPANG SARI CABE BOBOT F1 DAN TOMAT TOMBATU F1 DOUBLE UNTUNG

Sekali dayung dua tiga pulau terlampaui, itulah pepatah yang sangat pantas diucapkan kepada bapak satu anak yang bertempat dinggal di desa Bengko kec. Sindang Dataran  Rejang Lebong, yaitu bapak Suja,I.
Bapak Sujai’I merupakan salah satu petani pioneer di daerahnya. Dia sudah lama sekali melakukan uji coba tumpang sari mulai tumpang sari dengan kubis, buncis serta timun. Ternyata dari beberapa uji coba yang dilakukannya tersebut, tumpang sari dengan tomatlah yang menjadi pilihan. Pilihan ini landasannya karena umur tomat dengan cabai tidak terlalu jauh berbeda sehingga masa perawatan kedua jenis tanaman ini hamper sama, selain itu keuntungan dari kedua komoditi ini berimbang.

Adapun teknis penanamannya, kedua komoditi ini ditanam berbarengan. Tomat ditanam hanya satu baris diantara lubang cabai.
Pemberian ajir tomat di pasang di pinggir mulsa, dengan tujuan agar daun tomat tidak mengganggu tanaman cabai.
Yang perlu menjadi catatan setelah buah tomat habis dipanen batang tomat  jangan di buang atau di cabut batangnya dibiarkan saja karena ini akan berdampak terhadap perkembangan cabai. Hama yang ada di batang  tomat akan pindah ke tanaman cabai jika batang tomat langsung di cabut.
Dengan teknik penanaman seperti ini ternyata baik tomat maupun cabai mampu berproduksi secara maksimal sehingga mampu memberikan keuntungan yang lebih tinggi.

Diharapkan dengan penerapan teknik penanaman tumpang sari ini mampu menyeimbangkan permintaan benih tomat maupun cabai.

Friday, August 5, 2011

TEKNIK PERSEMAIAN SEMANGKA NON BIJI




Cara perkecambahan benih semangka non biji RIENDOW F1 secara sederhana tetapi menghasilkan DB (daya berkecambah benih) yang rata-rata diatas 85 - 90%.
1. Mudah dilakukan petani
2. Hemat waktu dan biaya
3. Resiko patah kecambah dan kegagalan semai justru lebih kecil
4. DB bisa mencapai diatas 85 %

Adapun tahapan-tahapannya adalah sebagai berikut :
1. Media semai adalah campuran pupuk kandang (yang sudah jadi) dan tanah dengan perbandingan 3 pupuk kandang dan 1 tanah yang kemudian dimasukan ke polibag.
2. Setelah tanah dimasukan kedalam polibag dan disusun rapi, maka proses selanjutnya adalah penyiraman dengan air sampai cukup basah.
3. Setelah tanah cukup tuntas (atus) airnya (kurang lebih didiamkan 1 jam) kemudian kita lakukan fumigasi terhadap media semai tadi.
4. Fumigasi (steriliasi tanah) dilakukan dengan campuran 1 gembor air (10 L) kita tambahkan 30 gr fungisida (antracol) dan kita siramkan diatas media semai tadi dan kita biarkan sampai 12 jam (ditutup agar tidak terkena hujan langsung).
5. Benih Semangka RIENDOW F1 kemudian di pecah ujungnya (dicetek dengan guntung kuku), agar mudah berkecambah.
6. Benih yang sudah dipecah selanjutnya dimasukan kedalam lubang polibag yang telah kita siapkan, hati-hati lubang kurang lebih 2 cm dan jangan terbalik.
7. Setelah selesai selanjutnya disiram dengan tangki semprot, tujuannya agar benih yang kita masukan tadi basah sehingga membantu proses perkecambahan benih semangka tersebut, adapun air yang digunakan adalah air ditambah 30 ml PPC (atonik).
8. Perlakuan berikutnya adalah penaburan karbofuran agar semaian terlindung dari semut dan hama lainnya.
9. Setelah dilakukan penaburan karbofuran selanjutnya adalah proses yang sangat menentukan yaitu ‘’pengopenan’’ didalam polibag, yaitu dengan menutup rapat persemaian dengan mulsa hitam perak dan diatasnya dilapisi dengan jerami/serasah.
10. Proses pemeraman atau penutupan ini rata-rata selama 3 hari 2 malam atau sampai benih tumbuh.
11. Tahap selanjutnya adalah pembukan tutup dan pemasangan sungkup plastik benih, dan benih dapat dipindah tanamkan pada umur 10-12 hari setelah semai.

Selamat mencoba, semoga bermanfaat..:-)


Keunggulan semangka non biji Riendow F1
1. Mudah dikawinkan
2. Umur genjah (singkat) 5o-52 HST
3. Produksi tinggi bisa dibuahkan 2-3 buah/tanaman
4. Kulit buah tebal, tahan transportasi
5. Rasa buah lebih manis
6. Tahan penyakit di Musim Hujan

Thursday, August 4, 2011

Teknik budidaya timun MISANO F1 mencapai 11 Kg/TANAMAN





Komposisi pupuk dasar :

Pupuk kandang = 5000 g/tanaman

Urea = 150 g/tanaman

TSP = 100 g/tanaman

KCl = 50 g/tanaman

Kapur Dolomit = 290 g/tanaman

ukuran bedengan + 0,8 x 20 m

jarak antar bedengan 1,5 m

Gunakan Drip irigasi dan mulsa.

Manfaat Drip untuk penyiraman, dilakukan setiap hari selama + 1 jam

jarak tanam 80 cm dalam barisan (satu bedeng satu baris)

Pemasangan Ajir/Lanjaran

Tinggi ajir + 2 meter dipasang pada tiap lubang tanam.

Pasang tali rambatan (gawar) pada ajir satu dengan yang lainnya dalam 1 bedengan

Pemasangan tali sampai 9 tingkat dengan jarak antara tali + 20–25cm

Persemaian

Benih timun Misano disemai dalam polibag

Penanaman

Penanaman dilakukan setelah bibit berumur + 7 hss

Penanaman dilakukan pada sore hari

Pada saat penanaman drip harus dihidupkan/dinyalakan

Pemeliharaan

Beberapa hama dan penyakit di lapangan dapat dikendalikan secara berkala sesuai tingkat serangan.

- Fungisida menggunakan di antaranya bahan aktif di simoksanil 29%, famoksadon 22,54%

- Insektisida menggunakan di bahan aktif klorantraniliprol

Pemupukan Susulan

Umur




Jenis Pupuk




NPK (gr/bt)

KCL

(gr/bt)

KNO3 (gr/bt)

MAKBOR

(gr/bt)

GOLDEN GRO

(ml/bt)

PPC (ml/bt)

7 HST

2.5

-



0,25

-

14 HST

2.5

-

1,25

1,25

0,25

1,25

21 HST

3,75

-

-

-

-

1,25

30 HST

4

1,25

-

-

-

1,25

40 HST

4

1,25

1,25

1,25

-

1,25

50 HST

4

1,25

-

-

-

-

60 HST

4

1,25

-

-

-

-

65 HST

4

1,25

-

-

-

-

Catatan : Pemupukan dengan cara di kocor

Sumber: Bapak Sopiah Teguh (Ds. Segayam Kec. Gelumbang Kab. Muara Enim, Sumsel)

Pemanenan

Pemanenan dilakukan pada umur 28 – 35 hst dengan interval 1 – 2 hari sekali

Panjang buah + 25 cm dan Berat + 200 -300 gr